Dia yang Salah
Dia bersalah selama ini. Aku tdak boleh kemakan cinta sesaatnya yang hanya mau memanfaatkan keadaan. Sejak awal, dia yang tidak bisa melihat ketulusanku. Dia yang meremehkan perasaanku. Dia yang selalu merasa aku adalah pengganggu. Saat itu, aku pergi, hanya untuk membiarkannya merasakan hidup tanpa aku. Buktinya bisa, walau tidak ada penggantinya. Tapi aku? Tidak bisa, rasanya hati itu harus diobati, akibat luka yang sudah cukup lama dibiarkan. Luka itu, aku cari obatnya sendiri. Walau aku tau obat itu bukan yang sesuai dengan penyakitnya. Setidaknya luka itu sedikit tidak perih agar bisa berjalan sedikit lebih lama dalam hidup. Tapi kembali, luka itu tergores karena masih mencari obatnya. Hanya saja, ternyata obat itu sulit ditemukan. Semakin lama, semakin tergores karena aku terlalu banyak gerak. Semakin hari, semakin terasa perih. Kini, membuat tubuh ini demam, tidak bisa melakukan apa-apa. Lima hari sudah demam itu meradang. Bahkan didiam...